Setengah Hati, Mencintaimu
Dengan setengah hati engkau keringkan kolam di pekarangan di sebuah taman kecil yang sepi dari bunyi cicit burung itu. Ada sebatang pohon sawo yang diikat janji oleh benalu hingga sebagian rantingnya mati mengorbankan dirinya sebagai tumbal kumbang-kumbang yang mencuri madu bunga sebelum buah. Musim gugur yang lamban, andai pun ada, tetapi buah-buah selalu jatuh ke kolam daripada ditikam kelelawar saat malam. Dengan setengah hati aku menyaksikan kematian ikan-ikan yang kehilangan insang dan anak-anak katak yang masih belajar memiliki kaki harus terenggut oleh engkau yang menjadi malaikat kematian sore hari.
Sejak saat itu, aku mengerti mencintaimu adalah setengah hati sementara setengah hati yang tersisa sudah menjadi ulat sebelum kupu-kupu. Sebelum daun-daun sawo itu runtuh menjadi pupuk, andai pun, tak ada tukang sapu yang menemuinya.
Sejak saat itu, aku mengerti mencintaimu adalah setengah hati sementara setengah hati yang tersisa sudah menjadi ulat sebelum kupu-kupu. Sebelum daun-daun sawo itu runtuh menjadi pupuk, andai pun, tak ada tukang sapu yang menemuinya.
Comments