Kereta masa Lalu
: wanita d, dalam impian
Kereta selalu meninggalkan bayangan. Koper-koper berisikan angan
sama saja dengan teriakan pedagang asongan; udara
jam sepuluh malam ini begitu dingin, aku membayangkan
dirimu menjadi selimut menghidangkan
panekuk hangat yang sering kau sebut. Di luar, kabut
beringsut membikin ciut nyalimu yang pengecut. Seperti saat
kau tak datang mengantarkan kepergianku yang bimbang.
Kereta malam ini adalah kehilangan. Televisi itu tak pernah
dimatikan meski tak ada gambar yang menceritakan
kenapa aroma parfummu tetap saja tak bisa kulupakan;
Di beberapa baris, kursi-kursi kosong seperti
tengah menasbihkan rasa sakit yang liris.
Kereta selalu meninggalkan bayangan. Koper-koper berisikan angan
sama saja dengan teriakan pedagang asongan; udara
jam sepuluh malam ini begitu dingin, aku membayangkan
dirimu menjadi selimut menghidangkan
panekuk hangat yang sering kau sebut. Di luar, kabut
beringsut membikin ciut nyalimu yang pengecut. Seperti saat
kau tak datang mengantarkan kepergianku yang bimbang.
Kereta malam ini adalah kehilangan. Televisi itu tak pernah
dimatikan meski tak ada gambar yang menceritakan
kenapa aroma parfummu tetap saja tak bisa kulupakan;
Di beberapa baris, kursi-kursi kosong seperti
tengah menasbihkan rasa sakit yang liris.
Comments