Kota yang Membakar Aku
kelak, kota ini yang akan membakar aku;
suatu siang saat aku membayangkan tawamu yang riang
sedang bermainan ayunan di taman itu dengan
seorang laki-laki yang mengaku Ibrahim, aku malah
berpura-pura sebagai Namrud, mengumpulkan kapak
dan kayu bakar, menegakkan kembali patung-patung raksasa
lambang para pendoa
gedung-gedung tinggi, dan jalan layang di sekitar aku
mungkin adalah rantauan laki-laki yang mengikuti
kemana hendak kakinya melangkah, mengumpulkan kisah;
ia adalah laki-laki lain di taman itu, bermain
pasir membangun piramida yang dibekukan setengah air
kelak, kota ini yang akan membakar aku;
kali-kali yang dulu kita berenangi sudah jadi rumah belut
mewarnai kedua hati kita yang sedang kemelut
suatu siang saat aku membayangkan tawamu yang riang
sedang bermainan ayunan di taman itu dengan
seorang laki-laki yang mengaku Ibrahim, aku malah
berpura-pura sebagai Namrud, mengumpulkan kapak
dan kayu bakar, menegakkan kembali patung-patung raksasa
lambang para pendoa
gedung-gedung tinggi, dan jalan layang di sekitar aku
mungkin adalah rantauan laki-laki yang mengikuti
kemana hendak kakinya melangkah, mengumpulkan kisah;
ia adalah laki-laki lain di taman itu, bermain
pasir membangun piramida yang dibekukan setengah air
kelak, kota ini yang akan membakar aku;
kali-kali yang dulu kita berenangi sudah jadi rumah belut
mewarnai kedua hati kita yang sedang kemelut
Comments