Sonnet: Aku Pikir Kiamat Hari Ini
aku pikir benar kiamat hari ini saat kamu nyatakan
kamu tidak lagi mencintaiku dan telah mencintai
laki-laki lain yang memajang bunga krisan di kamarnya
dan menanam magnolia di halaman rumahnya
padahal kemarin, kita baru saja sama-sama berjanji
hari ini kita akan pergi ke istana, merayakan kelahiran presiden
yang kamu anggap manusia setengah dewa (padahal aku meng-
anggapnya pengecut yang hanya besar badannya dan ciut nyalinya)
“kenapa kamu memilih berdemo di jalan raya ketimbang
menelponku di malam buta, setiap saat aku merindukanmu?”
selalu itu alasanmu di setiap pertengkaran kita, mengeluhkan aku
yang terkesan lebih cinta negeri ini ketimbang kamu
tapi tahu-tahunya itu benar-benar menjadi alasan perpisahan kita hari ini
sementara kiamat yang kupikir benar malah tidak terjadi
Palembang, 2009
kamu tidak lagi mencintaiku dan telah mencintai
laki-laki lain yang memajang bunga krisan di kamarnya
dan menanam magnolia di halaman rumahnya
padahal kemarin, kita baru saja sama-sama berjanji
hari ini kita akan pergi ke istana, merayakan kelahiran presiden
yang kamu anggap manusia setengah dewa (padahal aku meng-
anggapnya pengecut yang hanya besar badannya dan ciut nyalinya)
“kenapa kamu memilih berdemo di jalan raya ketimbang
menelponku di malam buta, setiap saat aku merindukanmu?”
selalu itu alasanmu di setiap pertengkaran kita, mengeluhkan aku
yang terkesan lebih cinta negeri ini ketimbang kamu
tapi tahu-tahunya itu benar-benar menjadi alasan perpisahan kita hari ini
sementara kiamat yang kupikir benar malah tidak terjadi
Palembang, 2009
Comments