Dari Merak, Sebuah Jam Tanganku Tiba-Tiba Berhenti Berdetak

1
apa yang kutunggu, selain kedatanganmu
di arah pukul dua yang biasa, pukul dua yang
selalu kita baca di koran-koran dan majalah
menghiasi headline dengan nama-nama
termasuk namamu
yang dicetak dengan begitu tebalnya

tapi aku kadang tak begitu peduli
selain melongok ke lengan sebelah kiri
sudah jam duakah kini?
tapi tampaknya masih lima menit lagi
dari perjanjian kita yang selalu kita catat
di pinggir kalimat-kalimat lain yang biasa
kau ucapkan di meja persidangan,
di mana dulu, kau dan aku,
juga telah sepakat
menandatangani sebuah surat
untuk sehidup semati
di dunia dan di akhirat

2
aku bercerita ombak
dari sebuah geladak

apa yang kau sembunyikan di balik riak

apakah ada sebuah sajak
yang tertolak dari media cetak?

tapi ada pria lain yang tengah terbahak-bahak
aku meninggalkan merak, aku meninggalkan merak
katanya sambil sesekali memunguti dahaknya
yang konon lebih berharga dari berkeping perak

3
mungkin kau titik
yang tengah mematung di sebuah ujung
dari dermaga yang mengapung

sedang aku garis
atau mungkin juga kumpulan titik lain
yang membentuk kurva
seumpama anak Krakatau

4
meletuskah kau---kita?
dari jarak kemarin
yang kita nyalalakan di pukul dua?

tapi sudah pukul duakah kini?

aku tak tahu
jamku baru saja mati

Comments

Anonymous said…
Your blog keeps getting better and better! Your older articles are not as good as newer ones you have a lot more creativity and originality now keep it up!