Seseorang dengan Beberapa Adegan di Tubuhnya
I: Babit-Babitan
kau meninggalkan lepuh di tubuhku
lewat batu-batu yang diam-diam menjelma api
adegan itu selalu
seperti ular yang diam-diam meringkuk
di mangkuk nabi. berdesis
menanti burung-burung bilqis---hudhud
bertahajud menyebut-nyebut nama kau
yang siang itu tampak bingung
memilih batu atau bunga-bunga bakung
nanti,
di pemakaman yang tak pernah ada kamboja
dan kacamata hitam yang kau idamkan dulu
saat toko tua itu belum tutup
aduhai, amboi, namamu pagi tadi harum
seperti wangi parfumku:
aroma melati dan kenanga yang sesungguhnya
ingin kutanam di pekuburanmu
II: Malam di Sarajevo
tiga malam di sarajevo, bayi-bayi
adalah yatim dan janda-janda muda tengah berhubungan intim
dengan malam yang tak pernah sepi
dari tangis-tangismu yang maritim
bulan-bulan mati
berubah debu
menyesak di dada, menyumbat di iga
dan mata tiba-tiba adalah peluru
yang selalu siaga menembak musuh
tetapi malam terakhir itu, di sarajevo yang masih debu
aku tak lagi bisa mengenali mana musuh mana aku
sebab getar ibu tak lagi kuingat
di dalam benakku yang makin keparat
III: Sedikit ke kiri dari rumahmu
sedikit ke kiri dari rumahmu, ada akasia tumbuh
dan jamur-jamur kuping menawarkan perjanjian lain
tentang tubuh dan caranya membunuh
seperti seorang perempuan yang menjahit
ibunya yang tak lagi mau menyusui
sedikit ke kiri lagi dari rumahmu, ada awan-awan jatuh
sempat kukira hujan
sampai kutemukan ia masih gumpalan
membawa sebuah cerita
tentang beberapa adegan
dalam tato di tubuhmu.
kau meninggalkan lepuh di tubuhku
lewat batu-batu yang diam-diam menjelma api
adegan itu selalu
seperti ular yang diam-diam meringkuk
di mangkuk nabi. berdesis
menanti burung-burung bilqis---hudhud
bertahajud menyebut-nyebut nama kau
yang siang itu tampak bingung
memilih batu atau bunga-bunga bakung
nanti,
di pemakaman yang tak pernah ada kamboja
dan kacamata hitam yang kau idamkan dulu
saat toko tua itu belum tutup
aduhai, amboi, namamu pagi tadi harum
seperti wangi parfumku:
aroma melati dan kenanga yang sesungguhnya
ingin kutanam di pekuburanmu
II: Malam di Sarajevo
tiga malam di sarajevo, bayi-bayi
adalah yatim dan janda-janda muda tengah berhubungan intim
dengan malam yang tak pernah sepi
dari tangis-tangismu yang maritim
bulan-bulan mati
berubah debu
menyesak di dada, menyumbat di iga
dan mata tiba-tiba adalah peluru
yang selalu siaga menembak musuh
tetapi malam terakhir itu, di sarajevo yang masih debu
aku tak lagi bisa mengenali mana musuh mana aku
sebab getar ibu tak lagi kuingat
di dalam benakku yang makin keparat
III: Sedikit ke kiri dari rumahmu
sedikit ke kiri dari rumahmu, ada akasia tumbuh
dan jamur-jamur kuping menawarkan perjanjian lain
tentang tubuh dan caranya membunuh
seperti seorang perempuan yang menjahit
ibunya yang tak lagi mau menyusui
sedikit ke kiri lagi dari rumahmu, ada awan-awan jatuh
sempat kukira hujan
sampai kutemukan ia masih gumpalan
membawa sebuah cerita
tentang beberapa adegan
dalam tato di tubuhmu.
Comments