Pareidolia
Aku lupa bagaimana caranya menggubah sajak
meski cuma sajak-sajak cengeng semacam:
tiba-tiba awan menjelma wajahmu. tiba-tiba
laut menjelma suaramu. tiba-tiba angin menjelma
rindumu. tiba-tiba pula batu menjadi hatimu.
seperti itulah, semuanya serba tiba-tiba. seperti
tiba-tiba pula aku ingin menulis sajak, tetapi tiba-tiba
pula aku lupa bagaimana caranya menggubah sajak
baiklah, aku coba bikin sajak cinta yang tidak biasa:
ada sebuah kota dengan jam dua belas malam. suara-suara
seperti memanggil nama yang jauh. nama yang dulu sembunyi
di sepatu. sepatu-sepatu itu berlari dari airmatanya sendiri.
seperti aku.
seperti
aku.
bagaimana, apa sajak ini cukup mengena di hatimu?
ah, aku lupa bagaimana caranya menggubah sajak
seperti kisah midas dahulu itu. kusentuh tivi jadi sajak.
kusentuh pasir jadi sajak. kusentuh apa-apa saja juga
jadi sajak. sampai tubuhku pun jadi sajak.
aku yang sajak jadi lupa bagaimana menggubah sajak.
meski cuma sajak-sajak cengeng semacam:
tiba-tiba awan menjelma wajahmu. tiba-tiba
laut menjelma suaramu. tiba-tiba angin menjelma
rindumu. tiba-tiba pula batu menjadi hatimu.
seperti itulah, semuanya serba tiba-tiba. seperti
tiba-tiba pula aku ingin menulis sajak, tetapi tiba-tiba
pula aku lupa bagaimana caranya menggubah sajak
baiklah, aku coba bikin sajak cinta yang tidak biasa:
ada sebuah kota dengan jam dua belas malam. suara-suara
seperti memanggil nama yang jauh. nama yang dulu sembunyi
di sepatu. sepatu-sepatu itu berlari dari airmatanya sendiri.
seperti aku.
seperti
aku.
bagaimana, apa sajak ini cukup mengena di hatimu?
ah, aku lupa bagaimana caranya menggubah sajak
seperti kisah midas dahulu itu. kusentuh tivi jadi sajak.
kusentuh pasir jadi sajak. kusentuh apa-apa saja juga
jadi sajak. sampai tubuhku pun jadi sajak.
aku yang sajak jadi lupa bagaimana menggubah sajak.
Comments
so real this...