Simbiosa Alina: Di Antara Cinta dan Kenangan
Aku selalu ingin menulis tentang cinta. Setidaknya, satu kali saja dalam hidupku, aku ingin menulis sebuah buku yang isinya bisa dibaca sebagai cinta melulu, kenangan melulu, sebagai caraku untuk merayakan betapa hidup selalu tentang cinta.
Ketika naskah kukirimkan, aku tidak akan menyangka kalau kemudian akan dipadukan dengan Sungging Raga. Manusia satu itu, setahuku, tidak pacaran meski katanya dia pernah punya pacar.
Aku tidak tahu bagaimana orang akan membaca kisah yang seolah-olah kisah nyata cintaku, yang karakternya memang aku comot seenak jidat dari kehidupan riil. Bahkan, aku menjadikan namaku sendiri sebagai tokohnya. Kenapa, karena rasanya namaku itu keren. Jangan kalian bayangkan karakter tokoh itu sebagai aku. Itu semua hanya kamuflase. Aku bukan orang yang romantis. Aku adalah si pria cuek, alien, apatis, dan masa bodoh terhadap yang terjadi pada kehidupan orang lain. Aku tak ubahnya mesin yang menganggap perasaan bisa dihitung dan dikalkulasi.
Tapi setidaknya aku pernah jatuh cinta. Dan berterima kasih karena Tuhan memberikan aku banyak cinta, yang banyak pula tak dapat kubalas, meski aku sangat menikmati perasaan yang mereka berikan untukku tanpa bisa menolaknya.
Sampai sering aku bertanya, apa aku sebegitu mudahnya dicintai?
Ah.
Ketika naskah kukirimkan, aku tidak akan menyangka kalau kemudian akan dipadukan dengan Sungging Raga. Manusia satu itu, setahuku, tidak pacaran meski katanya dia pernah punya pacar.
Aku tidak tahu bagaimana orang akan membaca kisah yang seolah-olah kisah nyata cintaku, yang karakternya memang aku comot seenak jidat dari kehidupan riil. Bahkan, aku menjadikan namaku sendiri sebagai tokohnya. Kenapa, karena rasanya namaku itu keren. Jangan kalian bayangkan karakter tokoh itu sebagai aku. Itu semua hanya kamuflase. Aku bukan orang yang romantis. Aku adalah si pria cuek, alien, apatis, dan masa bodoh terhadap yang terjadi pada kehidupan orang lain. Aku tak ubahnya mesin yang menganggap perasaan bisa dihitung dan dikalkulasi.
Tapi setidaknya aku pernah jatuh cinta. Dan berterima kasih karena Tuhan memberikan aku banyak cinta, yang banyak pula tak dapat kubalas, meski aku sangat menikmati perasaan yang mereka berikan untukku tanpa bisa menolaknya.
Sampai sering aku bertanya, apa aku sebegitu mudahnya dicintai?
Ah.
Comments