Tentang Kubur dan Aroma Tuan yang Tertinggal di Reruntuhan

#1
Mungkin kita anjing pemburu. Mencium bau. Mencium aroma-aroma yang tersembunyi di balik amuk bumi. Mungkin juga cacing. Menggeliat ke sana kemari. Mangaduk-ngaduk tanah tempatmu berpijak, wahai Tuan, atau mungkin kuburmu yang pernah kau impi untuk kau gali sendiri?

Tetapi ternyata, kau tak perlu repot-repot menggali, bukan?

#2
Aromamu kesturi, Tuan? Atau mawar dan melati seperti lagu kanak-kanak yang sering kau nyanyikan dulu bersama kampung yang jauh di mata---jauh di hati?

Tetapi katamu, kau adalah sang pejalan. Kau adalah sang pengembara yang mencari jejak doa ibumu. Melempar galau dari surau-surau tua di belakang rumahmu?

Dan aroma tubuhmu, tidak lupa kau masukkan ke dalam kopormu, bukan?

#3
Tapi mungkin kami yang keliru. Kata orang-orang kubur dan aromamu tertinggal di reruntuhan ini? Terkubur bersama kata-kata yang sering kau ucapkan tentang bai’at perantauan, dan nyatanya kau kembali?

Aih, aih, kami mungkin anjing pemburu.
Mungkin juga cacing.

Mungkin juga

Kau?

(2009)

Comments

Unknown said…
sayang di sini tak ada jempol. hehe,,,

Popular Posts