Simpang Tiga Berikutnya

Kita masih asik taruhan, siapa yang
menunggu di simpang tiga berikutnya

kau pasang harga dirimu yang baru saja
jatuh akibat resesi ekonomi kemarin, dan
aku memilih jadi bandar saja, mengumpulkan
berbagai kepingan kenyataan yang sering
kita hiraukan

dengan tidak puas, kau pasang iklan di tivi
tentang taruhan kita ini
pejabat, politisi, bahkan peramal macam
mama lauren pun ikut asik dalam menerka
ada apa di simpang tiga berikutnya itu

diam-diam aku tertawa saja saat si Mama
menyebutkan si hidung besar, sebesar uang
rakyat yang telah ia khianati dan disumpal
ke lubang hidungnya yang sama gempal

maka sama-sama saja kita lihat, jalan lurus
dengan pancingan belok kanan dan kiri yang
tak pernah kita gubris

dan betapa banyak yang bunuh diri, dengan
menggantungkan lehernya ke atap langit atau sekadar
minum baygon yang begitu kita sayangi

dan aku asik tertawa saja, melihat taruhan-taruhan
yang aku menangi (sebab aku tahu, pasti itu
dan itu lagi)

Comments