Stasion: Antara Subagio Sastrowardoyo da Pringadi Abdi Surya

IV
DI STASION

Aku masih melambai di tangga
waktu kereta api lambat meninggalkan
stasion. tetapi ia di peron hanya
berdiri diam tak melemparkan senyum.
Dua makhluk asing menemukan kejemuan.
Perkenalan memang saling menggali
sampai relung paling rahasia, tapi
makin dalam makin terbenam hari dalam
kesepian.
Sikapnya dingin waktu berjabat tangan.
Ketika kereta mulai cepat berjalan
aku memanggil namanya berkali-kali
tetapi ia sekali pun tak mau berpaling.

(Subagio Sastrowardoyo, Simfoni Dua Hal. 73)



Di Sebuah Stasiun #2

aku sendiri penasaran
apa yang kutunggu dari kedatanganmu
selain wajah dan tubuh yang begitu kecut
dan baju-baju kusut dalam kopermu

sisir poni, gincu pink, dan bra hitam kesukaanmu
sudah saja aku kenakan
sampai dering handphoneku berbunyi---kau
memanggil dari seberang ingatan

"Sayang, keretanya mogok di tengah jalan
baru saja kehabisan kenangan."

padahal kudengar deru rel beradu
menautkan rindu

(Pringadi Abdi Surya, Alusi Hal. 109)

Comments