Pemandangan: Ruang Perapian
: sabriani suci zasneda
---bagaimana dengan setumpuk ranting ini, Nyonya
sudah cukupkah untuk kita seduh di atas tungku perapian itu?
di dekatmu, aku adalah unggun
menemanimu yang tengah merajut daun
dari berlembar lamun yang sendiri
secangkir kopi, dan air panas di termos-termos
sudah tak ragu menjadi dingin
seperti matamu yang diam-diam takut
menerjemahkan ingin dengan penuh rasa kalut
di dekatmu, aku adalah unggun
membakar ranting-ranting kering
dengan gerak yang fasih
tetapi kau adalah batang yang tak bergeming
di atas kursi goyang
sambil teguh memegang jarum dan benang
---kaujahitkan lagi sebuah bayang
(2010)
---bagaimana dengan setumpuk ranting ini, Nyonya
sudah cukupkah untuk kita seduh di atas tungku perapian itu?
di dekatmu, aku adalah unggun
menemanimu yang tengah merajut daun
dari berlembar lamun yang sendiri
secangkir kopi, dan air panas di termos-termos
sudah tak ragu menjadi dingin
seperti matamu yang diam-diam takut
menerjemahkan ingin dengan penuh rasa kalut
di dekatmu, aku adalah unggun
membakar ranting-ranting kering
dengan gerak yang fasih
tetapi kau adalah batang yang tak bergeming
di atas kursi goyang
sambil teguh memegang jarum dan benang
---kaujahitkan lagi sebuah bayang
(2010)
Comments