Dimuat di Berita Pagi, 07/02/2010, Tentang Seseorang yang Tiba-Tiba Ingin Jadi Cerpenis
#1
Sudah lima dukun ia datangi tetapi kelima-limanya mengaku pikun setiap ia bertanya bagaimana cara cepat menjadi cerpenis. Tidak, sebenarnya dukun kelima malah tertawa-tawa, mengolok-ngolok sambil memamerkan gigi-giginya yang kuning---tidak pernah digosok. “Oi bujang, ngapo la kau tanyoke hal cak itu. Kau tu la punyo penis. Ngapo masih nak jadi cerpenis? Ia cuma bisa terperangah mendengarkan pertanyaan itu. Ia tidak habis pikir, padahal dukun ini ngakunya lulusan S1 sebuah perguruan tinggi negeri sampai ijazah kelulusannya dibingkai di ruang tamu dengan pigura beremas sepuh. Mungkin biar pelanggannya makin yakin dialah dukun terhebat di negeri ini, satu-satunya dukun bergelar sarjana. Perguruan tinggi negeri pula.
Sakum mulai kehabisan akal. Tinggal seminggu tenggang waktu yang diberikan Maemunah, gadis dari desa tetangga yang dicintainya itu, untuk membuatkannya sebuah cerpen sebagai mahar jika Sakum mau mengawininya. Apalah Maemunah itu, padahal sudah mau diberikan segala yang Sakum punya sebagai pembuktian cintanya. Tapi, Maemunah malah minta dibuatkan cerpen!
lanjutannya:
http://reinvandiritto.blogspot.com/2009/10/tentang-seseorang-yang-tiba-tiba-ingin.html
Sudah lima dukun ia datangi tetapi kelima-limanya mengaku pikun setiap ia bertanya bagaimana cara cepat menjadi cerpenis. Tidak, sebenarnya dukun kelima malah tertawa-tawa, mengolok-ngolok sambil memamerkan gigi-giginya yang kuning---tidak pernah digosok. “Oi bujang, ngapo la kau tanyoke hal cak itu. Kau tu la punyo penis. Ngapo masih nak jadi cerpenis? Ia cuma bisa terperangah mendengarkan pertanyaan itu. Ia tidak habis pikir, padahal dukun ini ngakunya lulusan S1 sebuah perguruan tinggi negeri sampai ijazah kelulusannya dibingkai di ruang tamu dengan pigura beremas sepuh. Mungkin biar pelanggannya makin yakin dialah dukun terhebat di negeri ini, satu-satunya dukun bergelar sarjana. Perguruan tinggi negeri pula.
Sakum mulai kehabisan akal. Tinggal seminggu tenggang waktu yang diberikan Maemunah, gadis dari desa tetangga yang dicintainya itu, untuk membuatkannya sebuah cerpen sebagai mahar jika Sakum mau mengawininya. Apalah Maemunah itu, padahal sudah mau diberikan segala yang Sakum punya sebagai pembuktian cintanya. Tapi, Maemunah malah minta dibuatkan cerpen!
lanjutannya:
http://reinvandiritto.blogspot.com/2009/10/tentang-seseorang-yang-tiba-tiba-ingin.html
Comments