Kepada Jejak Lain

bila tak dapat berjalan maju, aku akan menapaki jejakku kembali hingga tiba di suatu titik ketika kita memutuskan mengambil tikungan yang berbeda. kau hanya menyerahkan doa, dan kukantungi mereka dalam sajakku yang tipis. aku tak peduli ada tangis lain yang bersembunyi di semak belukar di sepanjang perjalanan tadi. kanak-kanakku bersikeras hidup hanya untuk masa depan, masa lalu ada hanya untuk dilupakan. diam-diam aku mengharapkan menemukan tikungan lain, begitu pun kau, lalu kita akan tak sengaja bertemu sambil mengucap wow dan apa kabar. tapi siapa yang tak lelah berjalan sendiri, siapa yang sudi merayakan sepi dan awan-awan seperti berkawin, beranak pinak seperti ... ah, seperti ah.

nun, aku lupa bertanya siapa namamu. aku luput bertanya rasa bibirmu.

Comments

Popular Posts