Sajak-Sajak Sapardi tentang Hujan
Hujan di Bulan Juni
tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapuskannya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu..
Tajam Hujanmu
Tajam hujanmu
ini sudah terlanjur mencintaimu:
Payung terbuka yang bergoyang-goyang di tangan kananku,
air yang menetes dari pinggir-pinggir payung itu,
aspal yang gemeletuk di bawah sepatu,
arloji yang buram berair kacanya,
dua-tiga patah kata yang mengganjal di tenggorokan
deras dinginmu …
sembilu hujanmu …
Gadis Kecil
Ada gadis kecil diseberangkan gerimis
di tangan kanannya bergoyang payung
tangan kirinya mengibaskan tangis
di pinggir padang, ada pohon
dan seekor burung…
Hujan dalam Komposisi, I
“Apakah yang kautangkap dalam suara hujan,
Dari daun-daun bugenvil basah yang teratur
Mengetuk jendela?Apakah yang kau tangkap
Dari bau tanah, dari ricik air
Yang turun di selokan?”
Ia membayangkan hubungan gaib antara tanah
Dan hujan, membayangkan rahasia daun basah
Serta ketakutan yang berulang
“Tidak ada. Kecuali bayang-bayangmu sendiri
Yang di balik pintu memimpikan ketukan itu,
Memimpikan sapa pinggir hujan, memimpikan
Bisik yang membersit dari titik air
Menggelincir dari daun dekat jendela itu
Atau memimpikan semacam suku kata
Yang akan mengantarmu tidur.”
Barangkali sudah terlalu sering ia
Mendengarnya, dan tak lagi mengenalnya
Hujan dalam Komposisi, 2
Apakah yang kita harapkan dari hujan? Mula-mula
ia di udara tinggi, ringan, dan bebas; lalu
mengkristal dalam dingin; kemudian melayang
jatuh ketika tercium bau bumi; dan menimpa
pohon jambu itu, tergelincir dari daun-daun,
melenting di atas genting, tumpah di pekarangan
rumah dan kembali ke bumi
Apakah yang kita harapkan? Hujan juga jatuh di
jalan yang panjang, menyusurnya dan tergelincir
masuk selokan kecil, mericik suaranya
menyusur selokan, terus mericik sejak sore,
mericik juga di malam gelap ini, bercakap
tentang lautan
Apakah? Mungkin ada juga hujan yang jatuh di
lautan. Selamat tidur.
Hujan dalam Komposisi, 3
dan tik tok jam itu kita indera kembali akhirnya :
terpisah dari hujan
Hujan, Jalak, dan Daun Jambu
Hujan turun semalaman. Paginya jalak berkicau dan daun jambu bersemi;
Mereka tidak mengenal gurindam dan peribahasa, tapi menghayati adat kita yang purba
Tahu kapan harus berbuat sesuatu, agar kita manusia, merasa bahagia.
Mereka tidak pernah bisa menguraikan hakikat kata-kata mutiara,
Tapi tahu kapan harus berbuat sesuatu, agar kita merasa tidak sepenuhnya sia-sia
Pada Suatu Pagi Hari
Maka pada suatu pagi hari ia ingin sekali menangis sambil berjalan tunduk sepanjang lorong itu. Ia ingin pagi itu hujan turun rintik-rintik dan lorong sepi agar ia bisa berjalan sendiri saja sambil menangis dan tak ada orang bertanya kenapa.
Ia tidak ingin menjerit-jerit berteriak-teriak mengamuk memecahkan cermin mambakar tempat tidur. Ia hanya ingin menangis lirih saja sambil berjalan sendiri dalam hujan rintik-rintik di lorong sepi pada suatu pagi
Membebaskan Hujan
ada yang ingin menjaring hujan
dengan pepatah-petitih tua
yang tak lekang meski basah -
hujan buru-buru menghapusnya
ada yang ingin mengurung hujan
dalam sebuah alinea panjang
yang tak kacau meski kuyup -
hujan malah sibuk menyuntingnya
ada yang ingin membebaskan hujan
dengan telapak tangan
yang jari-jarinya bergerak gemas -
hujan pun tersirap: air mata
Sihir Hujan
Hujan mengenal baik pohon, jalan, dan selokan
– suaranya bisa dibeda-bedakan;
kau akan mendengarnya meski sudah kaututup pintu dan jendela.
Meskipun sudah kau matikan lampu.
Hujan, yang tahu benar membeda-bedakan, telah jatuh di pohon, jalan, dan selokan
- menyihirmu agar sama sekali tak sempat mengaduh waktu menangkap wahyu yang harus kaurahasiakan
*Sapardi Djoko Damono*
Perahu Kertas, Kumpulan Sajak, 1982
Comments
turut meminati sajak-sajak Sapardi
salam kenalan,penulis dari Malaysia
Klub Penggemar Hujan :)