Malam Lebaran
: sitor situmorang
Bila perlu, kukirimkan malam lebaran ini
ke bulan. Menyusul jejak kaki Armstrong yang
ragu-ragu. Orang-orang boleh saja bersenang-senang,
menyalakan petasan, konvoi keliling kota Palembang
dengan bedug yang ditabuh berulang-ulang.
Andai, memang, tidak ada yang menangis di
sekitaran lampu merah. Kematian
disambut dengan ranggas daun mahoni,
dan hujan boleh saja bersorak, dan mengetuk
pintu hati. Bila perlu, bila perlu,
aku akan lebaran di bulan dan mengibarkan
bendera yang lain sebagai bukti
kepergianku itu.
Bila perlu, kukirimkan malam lebaran ini
ke bulan. Menyusul jejak kaki Armstrong yang
ragu-ragu. Orang-orang boleh saja bersenang-senang,
menyalakan petasan, konvoi keliling kota Palembang
dengan bedug yang ditabuh berulang-ulang.
Andai, memang, tidak ada yang menangis di
sekitaran lampu merah. Kematian
disambut dengan ranggas daun mahoni,
dan hujan boleh saja bersorak, dan mengetuk
pintu hati. Bila perlu, bila perlu,
aku akan lebaran di bulan dan mengibarkan
bendera yang lain sebagai bukti
kepergianku itu.
Comments