Pintu Hati

Tidak ada jalan kembali ke hatiku. Ibarat pintu, siapa pun boleh

mengetuknya, membuka dan memasuki ruang-ruang itu.

Kamar gelap dengan nyala lilin yang muram, rak-rak buku berdebu,

dan televisi yang tak pernah dinyalakan.

Aku lelaki yang beramah-tamah pada tamu, menyajikan kue-kue cantik

secantik bola matamu. Segelas Rosela hangat begitu kecut, seperti

halnya kecupanku di bibirmu.

Bulan boleh saja mencuri sejuta ciuman, tetapi tidak ciumanmu---

kucuri ia dengan hati-hati seolah aku pencuri

dan bisa saja merengkuh semesta dalam genggamanku.



Jalan ke hatiku cuma satu arah. Masuk dan keluar. Tetapi tak

ada pintu untuk kembali. Tak ada. Tak ada.

Comments

Laila said…
Puisi yg bagus sekali! Tetapi saya terpikir, apakah benar tidak mungkin seseorang kembali lagi ke pintu hati Anda? (Maklum meskipun saya berminat sastra, saya lebih berminat psikologi :D)