Cinta Pertama

Tiba-tiba Kau sentuh ingatan, bau garam
pun menyengat tiba-tiba. Sajian ombak
seperti tarian selamat datang,
menyambut--menyebut nama Kau yang baru
saja kutulis di pesisir. Ada yang berdesir
lembut, kupikir Kau sedang menggelar jalan
kembali, berupa karpet merah Timur Tengah.
Banyak hal yang ingin kusebut, namun telah
Kau kunci mulut. Jantungkulah yang berdenyut,
kehilangan cinta pertama seperti ketinggalan
kapal terakhir sebelum senja. Gerimis
menetes setelahnya, dan mencoba memenuhi
cakupan telapak tangan.

Comments