Catatan Pinggir, Sebelum Urban
1
pedagang kaki lima, pengemis lunta, dan sepasang sandal jepit
selalu kita catat di pinggir garis, diapit dengan tanda kutip
sedang fontnya kita lupa ukurannya, mencari angka-angka
yang tertera di scrollbar, tapi tetap tak ada
2
shubuh hari, kita tak lagi hirau
pada suara adzan di surau, dan kajian
yang dulu kerap kita ikuti, tentang ayat-ayat
yang tak pernah kita pahami
kita memilih untuk menikmati sisa igauan malam tadi
bermain roulette bersama maria ozawa dan sora aoi
yang kerap kita download dari link-link berwarna biru sapih
3
nietzche, faust, dan sri sultan
sedang kita makin asik main setan-setanan
dan kejar-kejaran di lahan gandum
4
urbanisasi yang lampau
atau kita, yang makin parau?
5
ini keringat, kerap masih kita catat
cita-cita yang dulu kita dekap dengan erat
makin lama makin melambat
sementara umur berjalan makin cepat
6
pedagang kaki lima, pengemis lunta, dan sepasang sandal jepit
sementara mata kita semakin sipit
menahan sengat yang makin sengit
7
o, maria, o, aoi sora
kemana engkau sudah
setelah beberapa bercak
kau tinggalkan di celanaku
yang makin terkoyak?
pedagang kaki lima, pengemis lunta, dan sepasang sandal jepit
selalu kita catat di pinggir garis, diapit dengan tanda kutip
sedang fontnya kita lupa ukurannya, mencari angka-angka
yang tertera di scrollbar, tapi tetap tak ada
2
shubuh hari, kita tak lagi hirau
pada suara adzan di surau, dan kajian
yang dulu kerap kita ikuti, tentang ayat-ayat
yang tak pernah kita pahami
kita memilih untuk menikmati sisa igauan malam tadi
bermain roulette bersama maria ozawa dan sora aoi
yang kerap kita download dari link-link berwarna biru sapih
3
nietzche, faust, dan sri sultan
sedang kita makin asik main setan-setanan
dan kejar-kejaran di lahan gandum
4
urbanisasi yang lampau
atau kita, yang makin parau?
5
ini keringat, kerap masih kita catat
cita-cita yang dulu kita dekap dengan erat
makin lama makin melambat
sementara umur berjalan makin cepat
6
pedagang kaki lima, pengemis lunta, dan sepasang sandal jepit
sementara mata kita semakin sipit
menahan sengat yang makin sengit
7
o, maria, o, aoi sora
kemana engkau sudah
setelah beberapa bercak
kau tinggalkan di celanaku
yang makin terkoyak?
Comments