Kautahu, aku tidak pernah sekesal ini sebelumnya. Dari korban, posisiku berbalik menjadi tersangka. How annoying they are. Sial, aku kena trik psikologi terbalik.

Itu satu.

Kedua, Sungging Raga adalah sudah anjing di mataku, kedudukannya sama dengan PK (Penjahat Kelamin) yang menjual ayat-ayat Tuhan untuk mendapatkan cinta dan kepentingannya, yang sudah sering saya temui di forum-forum dunia maya manapun.

Ketiga, saya tidak mengerti masalah khilafah, dan tidak mau tahu urusan itu.

Keempat, saya tidak benci salaf. Hanya benci oknumnya saja seperti Mr. Sungging Raga yang sudah amat saya hinakan itu.

Kelima, akhirnya mereka menghapus saya dari list friends mereka. Tanpa pernah tahu, saya mempertimbangkan tidak menghapus mereka karena mereka yang meng-add saya dulu. Saya menghormati saja.

Kesimpulan:

Kepada RAGANJING yang terhormat, malulah pada diri Anda. Malulah pada status kesalafan Anda. Malulah betapa berat tanggungjawab ketika sudah membawa salaf ke ruang publik, sebab salaf adalah hal paling elementer yang tak boleh dinodai dengan tindakan macam ANDA.

Kita memang tidak pernah bertemu. Tapi saya berjanji kalau kita bertemu, saya akan membacakan puisi RAGANJING ini buat anda.

Saya merasa kesal secara double kepada Anda karena Anda sudah membuat saya marah beneran untuk pertama kalinya sejak saya meninggalkan aktivitas dunia maya dulu di bidang ini(dan kembali lagi).

RAGANJING

1/
Ini tubuh. Ini raga. Bukan anjing yang
Begitu suka mengejar kucing dan mengangkat
Sebelah kaki ketika kencing.

Ini tubuh, bahkan, pernah, menjual ayat-ayat Tuhan
Dengan senyum setan yang kegirangan menikmati
Betapa indah tubuh perempuan untuk pelampiasan

Dengan sikap bijak, ini tubuh, bertingkah
Menjadi protagonist bagi muka-muka polos nan lugu
Dan menunjukkan wajah setan kami ketika
Bertemu dengan musuh yang kami labeli
Dengan KESESATAN.

2/
Ini tubuh. Ini raga. Bukan anjing
Yang suka melolong di purnama dan
Mengaing bila kaulempar dengan batu

Ini tubuh, bahkan, pandai berteriak-teriak
“Kami salaf. Kami salaf. Manhaj paling haq.”
Tanpa pernah introspeksi, betapa diri hina
Tak punya arti (bahkan untuk sekedar menceramahi diri).

Sampai ada lelaki yang begitu hobi mengorek hidung
Dan begitu gelap (gelap yang kami takuti)
Meneriaki kami anjing dan sampai meludahi kami
Tepat di depan jemaat yang sudah kena doktrin

Kami lari saja. Lari sejauh-sejauhnya.
Takut pada lelaki yang suka mengorek hidung
Dan melabeli dirinya dengan KEBEBASAN itu.

Comments