Bandung In Love

Apa yang kulihat di Bandung adalah
Zane dengan kedua bola matanya
yang coklat dan senyumnya yang tak
pernah berhenti mengembang untukku

entah berapa sajak yang diam-diam kusimpan
di balik lengan untuk kemudian kubisikkan
di telinganya pada setiap waktu bersama

meski

hujan dan hujan tak berhenti menyampaikan
kenangan tentang betapa masa lalu begitu sulit
untuk dilupa; tentang bagaimana manisnya kecupan
integral lipat tiga masih terasa di jemariku yang
masih genap sepuluh.


(Ah, Bandung tak berubah. Ada Kampanye PKS hari ini
ada Balubur yang belum selesai dibangun. Ada markas
tempat aku baca komik yang entah kenapa tutup hari ini
sehingga aku memutuskan untuk duduk di depan komputer
berselancar di dunia maya

dan Zane

Ia sedang pergi ke Pasteur dengan ibu yang melakukan pengobatan herbal
terhadap dirinya; senang melihatnya akhir-akhir ini aktif di kegiatan sosial
meski program untuk TA-nya belum kelar. Tapi doakan saja ia wisuda Agustus kelak
dan aku menjadi pendamping wisudanya

dan menikah setelah itu. )

Comments