Teka-Teki tentang Tubuh dan Kematian

Setengah Hati Mencintaimu

Dengan setengah hati engkau keringkan kolam di pekarangan di sebuah taman kecil yang sepi dari bunyi cicit burung itu. Ada sebatang pohon sawo yang diikat janji oleh benalu hingga sebagian rantingnya mati mengorbankan dirinya sebagai tumbal kumbang-kumbang yang mencuri madu bunga sebelum buah. Musim gugur yang lamban, andai pun ada, tetapi buah-buah selalu jatuh ke kolam daripada ditikam kelelawar saat malam. Dengan setengah hati aku menyaksikan kematian ikan-ikan yang kehilangan insang dan anak-anak katak yang masih belajar memiliki kaki harus terenggut oleh engkau yang menjadi malaikat kematian sore hari.

Sejak saat itu, aku mengerti mencintaimu adalah setengah hati sementara setengah hati yang tersisa sudah menjadi ulat sebelum kupu-kupu. Sebelum daun-daun sawo itu runtuh menjadi pupuk, andai pun, tak ada tukang sapu yang menemuinya.








Salah satu contoh puisi di dalam buku ini. Ditulis oleh delapan penyair muda dengan warnanya masing-masing. Berjumlah 82 puisi.

Harga Rp30.000,- (ongkos kirim disesuaikan)

Jika berminat, bisa pesan ke 08998070696 (Tidak ada di toko buku)


*Bagi yang membeli buku ini bisa mendapatkan ALUSI dengan harga Rp15.000 saja

Di Sebuah Stasiun #2

aku sendiri penasaran
apa yang kutunggu dari kedatanganmu
selain wajah dan tubuh yang begitu kecut
dan baju-baju kusut dalam kopermu

sisir poni, gincu pink, dan bra hitam kesukaanmu
sudah saja aku kenakan
sampai dering handphoneku berbunyi---kau
memanggil dari seberang ingatan

"Sayang, keretanya mogok di tengah jalan
baru saja kehabisan kenangan."

padahal kudengar deru rel beradu
menautkan rindu

(Pringadi Abdi Surya, Alusi Hal. 109)

Comments