Tentang Merah Warna Kakinya

sejak semula ia tahu: merah warna
kakinya membuat ia ingat darah bapaknya
yang bunuh diri mengiris nadi di tangan kiri
atau ibunya yang kemudian sakit-sakitan
batuk semakin parah sampai berdarah-darah
tak mampu berobat ke dokter di klinik dan rumah sakit
mana pun

(dan) sejak semula ia tahu: merah warna
kakinya telah memerahkan tanah yang sudah
dijejak atau disentuhnya. dibeli sepatu, merah sepatunya
pakai kaus kaki pun merah kaus kakinya. dan di
malam pertama ia baru sadar istrinya turut memerah
saat kakinya dilipat di antara tubuh penuh keringat
(yang sedang bergumul dengan nikmat)

ia lari menjerit, memandangi cermin yang
menampakkan merah matanya dan
merah tubuhnya yang membuatnya lebih menjerit
lalu keluar memandangi langit yang juga memerah
dan udara memerahkan nafasnya membuat ia
memegangi rambutnya yang juga berubah merah

(sejak semula ia (tidak) tahu: merah warna
kakinya tak bisa membuat ia membedakan
warna-warna)

Comments

Winy said…
:) blog ini memang khusus puisi ya? salam kenal.