Penanak Batu dan Panglima Bermata Basah
1
Kapan kau akan datang kemari
Sekadar mengantarkan beras dan gandum
Dan berbiji kurma dimana engkau pernah
Menguburkan anak perempuanmu
Dulu, waktu masih jahiliyah?
2
Kami sudah kenyang sebenarnya
Makan batu yang sudah kami tanak
Berjam-jam lamanya
“Ibu, ibu, kapan batu kita matang?”
Anehnya malam ini batu tak matang-matang
Dan engkau tak datang-datang.
3
Aku dengar engkau sedang maju ke medan perang
Jadi panglima yang paling garang
Tak salah mungkin bila dikata engkaulah pedang
Engkaulah singa yang selalu siap menyerang
Setiap musuh yang hendak menerjang.
4
Tapi shubuh ini kita bertemu
Aku masih saja menanak batu
Dan ternyata, matamu bukanlah pedang, Tuan
5
Tuan, boleh aku mengusap rambutmu yang basah,
Keningmu yang basah, dan matamu yang basah?
(2009)
Kapan kau akan datang kemari
Sekadar mengantarkan beras dan gandum
Dan berbiji kurma dimana engkau pernah
Menguburkan anak perempuanmu
Dulu, waktu masih jahiliyah?
2
Kami sudah kenyang sebenarnya
Makan batu yang sudah kami tanak
Berjam-jam lamanya
“Ibu, ibu, kapan batu kita matang?”
Anehnya malam ini batu tak matang-matang
Dan engkau tak datang-datang.
3
Aku dengar engkau sedang maju ke medan perang
Jadi panglima yang paling garang
Tak salah mungkin bila dikata engkaulah pedang
Engkaulah singa yang selalu siap menyerang
Setiap musuh yang hendak menerjang.
4
Tapi shubuh ini kita bertemu
Aku masih saja menanak batu
Dan ternyata, matamu bukanlah pedang, Tuan
5
Tuan, boleh aku mengusap rambutmu yang basah,
Keningmu yang basah, dan matamu yang basah?
(2009)
Comments