Defisit Anggaran

Seberapa Penting Defisit Anggaran?

Pada masa Depresi Besar, teori klasik ataupun neo klasik tak dapat menyelesaikan persoalan. Keynes datang membawa solusi, pada masa resesi, anggaran berimbang atau surplus tidak dapat diterapkan. Pemerintah haruslah menerapkan defisit anggaran. Kini, defisit anggaran diterapkan hampir di setiap negara.
Tentang seberapa penting defisit anggaran, kita akan menemukan jawaban yang berbeda tergantung pada keadaan/status ekonomi suatu negara. Cara termudah menghitung ukuran defisit anggaran adalah persentase GDP. Ada batas tertentu yang dijadikan ukuran itu. Di Indonesia, untuk tahun 2015, defisit anggarannya adalah 2,21 %. Defisit anggaran terbesar terjadi di Irlandia, Jepang, UK dan US sebesar lebih dari 8% GDP.

OECD – Budget deficits 2012

Hal Penting Terkait Defisit Anggaran
1.       Negara dengan defisit yang besar akan berjuang untuk mendatangkan investor yang cukup untuk membeli surat utang. Jika ini terjadi, hasil utang akan meningkatkan defisit yang akan lebih mahal untuk pembiayaan.
2.       Ada ketakutan kalau defisit anggaran akan menjadi inflasi.
3.       Memotong defisit anggaran itu masalah. Jika sebuah negara punya defisit yang meningkat cepat, maka pemerintah harus membuat kebijakan pengurangan defisit. Hal tiba-tiba ini bisa menyebabkan pertumbuhan ekonomi melambat dan resesi ekonomi.
4.       Meningkatkan utang nasional. Jika defisit berada pada level tertentu, utang nasional akan bertambah seiring persentase peningkatan GDP. Ini akan menyebabkan meningkatnya persentase pendapatan nasional yang digunakan untuk pembayaran utang.


Jadi, tidak ada jawaban yang mudah untuk menentukan apakah defisit anggaran itu menolong atau membahayakan karena tergantung pada beberapa faktor:
1.    1. Itu tergantung pada kapan defisit terjadi.
Keynesian menyarankan peningkatan defisit anggaran pada masa resesi adalah hal baik. Pada masa resesi, sektor pembayaran privat jatuh, dan tabungan meningkat, menyebabkan sumber-sumber ekonomi banyak tak digunakan. Pinjaman pemerintah aalah cara untuk menmberdayagunakan pinjaman ini dan “menendang” ekonomi. Pembayaran defisit dapat menumbuhkan pertumbuhan ekonomi, yang memungkinkan pendapatan pajak lebih tinggi dan defisit kemudian akan berakhir. Kalau negara menggunakan anggaran berimbang pada masa resesi, resesinya akan semakin buruk.
            Jika defisit terjadi selama periode pertumbuhan ekonomi yang kuat, maka defisit pemerintah akan mengacaukan sektor privat. Pinjaman pemerintah akan mengurangi investasi di sektor privat, dan kita dapat berargumen pembayaran pemerintah sebenarnya tidak lebih efisien dari sektor privat.
2.    2. Itu tergantung kenapa negara meminjam.
Jika pemerintah meminjam untuk investasi dalam meningkatkan infratrruktur, itu mungkin saja akan mengatasi kegagalan pasar dan meningkatkan kapasitas produksi dalam perekonomian.Tapi jika pemerintah meminjam untuk transfer pembayaran, akan ada ruang yang terbatas dalam kapasitas produksi.
3.3. Itu juga tergantung dari biaya pinjaman. Jangan sampai biaya pinjaman justru merugikan keseimbangan makro ekonomi kita.
44.    Prospek ekonomi di masa depan

Kalau diprediksi ekonomi stagnan, rasio utang ke GDP akan terus bertambah. Kalau perencanaan pertumbuhan ekonomi 2% atau 3%, otomatis ini akan meningkatkan penghasilan pajak dan menjatuhkan pembayaran pemerintah ke ke keuntungan tanpa tenaga kerja. Pasar akan khawatir pada defisit anggaran jika mereka merasa ekonomi stagnan dan sulit berkembang. Pertumbuhan ekonomi yang lambat adalah salah satu fokus utama negara.

Comments