Sonet
Sonet Perjalanan, 3
ada yang jatuh di jendela. rintik hujan yang kangen dengan bibirmu. aku
menggigil. tak ada selimut yang lembut seperti bulu-bulu kelinci yang kamu
idamkan itu. tapi aku bilang, kelinci selalu menautkan diri pada percobaan.
dan aku tidak sedang coba-coba dengan cinta ini. adalah keseriusan
yang aku tawarkan dengan gratis. dengan mata berkaca-kaca menahan tangis.
sebab cinta pernah bikin aku tak percaya pada ciuman. pada musim. pada
gerak air yang mengalir di selokan. pada tebak-tebakan buah manggis
dulu itu. pada apa-apa saja yang sekiranya menguak kenangan. pada dada
ah, dada, kenapa selalu jujur mengungkap rasa? kenapa tabah menahan
sejuta kesedihan yang luput dari tas yang memerangkap kegelisahan?
kenapa muat menyimpan setiap kenangan yang penuh dengan tangisan?
ada yang jatuh di jendela. aku tak peduli. sebab bolamataku sedang jatuh
di matamu. sebab bibirku sedang jatuh di bibirmu. sebab dadaku sedang penuh
dengan namamu. dan apa-apa yang pernah kita sepakati itu.
Sonet Perjalanan, 4
Kita salah memilih tempat duduk. Kanan dan kiri juga
Dimiliki sepasang kekasih yang bercumbu seperti adegan
Film itu. Aku bertanya penasaran, lebih mirip mana aku antara
Edward dan Jacob, yang dua-duanya memiliki perasaan
Padamu. Sementara pikiran berkelana pada panjang jalan
Cihampelas, memikirkan berapa kilo oleh-oleh yang harus kau beli
Dan berapa kuat ringkih tanganmu mengangkat beban
Yang harusnya milikku. Sebab cinta seharusnya telah membagi
Segala kesepian yang sempat mampir seperti pemandangan
Sebuah pohon beringin di taman itu. Dengan ayunan dari ban
Bekas yang tak pernah dinaiki. Dan sarang burung pipit yang
Ditinggalkan. Dan guratan bekas harapan cinta seseorang.
Kita tak pernah salah memilih tempat duduk. Sebab segala ruang
Telah kosong selain napas dan mata kita yang saling memandang.
ada yang jatuh di jendela. rintik hujan yang kangen dengan bibirmu. aku
menggigil. tak ada selimut yang lembut seperti bulu-bulu kelinci yang kamu
idamkan itu. tapi aku bilang, kelinci selalu menautkan diri pada percobaan.
dan aku tidak sedang coba-coba dengan cinta ini. adalah keseriusan
yang aku tawarkan dengan gratis. dengan mata berkaca-kaca menahan tangis.
sebab cinta pernah bikin aku tak percaya pada ciuman. pada musim. pada
gerak air yang mengalir di selokan. pada tebak-tebakan buah manggis
dulu itu. pada apa-apa saja yang sekiranya menguak kenangan. pada dada
ah, dada, kenapa selalu jujur mengungkap rasa? kenapa tabah menahan
sejuta kesedihan yang luput dari tas yang memerangkap kegelisahan?
kenapa muat menyimpan setiap kenangan yang penuh dengan tangisan?
ada yang jatuh di jendela. aku tak peduli. sebab bolamataku sedang jatuh
di matamu. sebab bibirku sedang jatuh di bibirmu. sebab dadaku sedang penuh
dengan namamu. dan apa-apa yang pernah kita sepakati itu.
Sonet Perjalanan, 4
Kita salah memilih tempat duduk. Kanan dan kiri juga
Dimiliki sepasang kekasih yang bercumbu seperti adegan
Film itu. Aku bertanya penasaran, lebih mirip mana aku antara
Edward dan Jacob, yang dua-duanya memiliki perasaan
Padamu. Sementara pikiran berkelana pada panjang jalan
Cihampelas, memikirkan berapa kilo oleh-oleh yang harus kau beli
Dan berapa kuat ringkih tanganmu mengangkat beban
Yang harusnya milikku. Sebab cinta seharusnya telah membagi
Segala kesepian yang sempat mampir seperti pemandangan
Sebuah pohon beringin di taman itu. Dengan ayunan dari ban
Bekas yang tak pernah dinaiki. Dan sarang burung pipit yang
Ditinggalkan. Dan guratan bekas harapan cinta seseorang.
Kita tak pernah salah memilih tempat duduk. Sebab segala ruang
Telah kosong selain napas dan mata kita yang saling memandang.
Comments
terus berkarya ya!
oh iya, aku jg suka nulis, walaupun nggak sebagus kamu :p
klo nggak sibuk mampir ke www.ririjagoan.webs.com ya..
gud luck dan sukses selalu
Ratna Riri Kemalasari (@riri_jagoan)