Di Peron

Ia berharap sebuah kereta akan kembali
di peron itu. Dan tahun yang terlewat lamat-lamat
bermunculan dari telapak tangannya. Ia
berdiri dan melambai pada kejauhan
yang tidak pernah menampakkan apa pun.
Rel kereta yang berkarat menghilang
di satu titik, pohon-pohon tampak kecil,
dunia pun seperti berbatas.
Ia memegangi dadanya dan terasa ada
yang hilang juga. Ia tidak tahu kepergian
sejatinya adalah sebuah detik di jam dinding itu,
sebuah tanggal di kalender itu yang tidak
pernah mungkin kembali.
Ia berharap, di peron itu, akan ada
seseorang yang lain di kejauhan akan turut
melambai dan menantikan sebuah kedatangan.

Comments

Popular Posts