Ode Untuk Pendosa

Aku butakan matamu dari puisi-puisi yang kusuguhkan. Yang aromanya pun tak mampu kaubaui dengan hidung yang telah kusumbat nafas dosa dosa mustajab. Cuma telingamu saja yang tak tuli. Yang tiap hari kubisikkan mantra-mantra kalam semesta. Kuperdengarkan pula puja puji palsu, jerit pekik wanita dengan desah yang ingin kau raba pastinya. Jangankan bukan! kepalamu hanya bergeleng-geleng nikmati iramanya. diam-diam aku curi pedangmu yang telah tumpul berkarat - tak pernah kau asah. Bila sudah tiba waktumu, biarkan izrail puas mencumbui ruhmu tidak dari kepalamu. Hingga erangan buatmu terkejang mencapai klimaks cinta yang sudah kau dustakan.

Comments