Concerto #2

Dengan bulan tak purnama pun, aku mampu memandang kelam di atas telaga tenang. Takdirku menjadi pungguk tak selalu jadi buruk, apalagi membuatku terpuruk.
Seperti malam ini, segenggam bayang membuat cahayanya terhalang. Tetap indah meski sabit yang meronta memintaku menjemput - datang. Aku pun terbang dengan wangi rafflesia surga, 'tuk runtuhkan langit yang kuasa. Mungkin saja suatu saat akan ter-rela – terengkuh dalam dekapanku.

Comments