Pringadi Abdi Surya dalam Negeri Poci 5
Alhamdulillah, puisi saya masuk dalam antologi ini. Beberapa puisi dapat dilihat di http://www.teraslampung.com/2014/06/puisi-puisi-dari-negeri-poci-5-negeri.html
Dari redaksi: Puisi-puisi ini adalah sebagian dari 153 penyair dalam Antologi Puisi Dari Negeri Poci 5: Negeri Langit yang diterbitkan Kosakata Kita bekerja sama dengan Komunitas Radja Ketjil. Pada 20 Juni 2014 akan diluncurkan di Tegal. Diperkirakan 50-an penyair akan hadir pada acara berajuk "Temu Penyair Dari Negeri Poci" tersebut.
SEPANJANG TUBAGUS, SEPEREMPAT ABAD
i.
ia akan berusia seperempat abad, tetapi
belum mengerti caranya mengusir kesepian.
ii.
ia bermimpi menjadi remaja, menelepon dan mengirim sms cinta.
tetapi tiada lagi kekasihnya, tiada lagi perempuan-perempuan
yang lahir dari ujung daun. ia menengok ke seberang jalan,
bangunan-bangunan lebih tinggi dari kesombongan.
kepada siapa ia harus menjadi remaja, pikirnya
tetapi ia lupa, ia telah tak memiliki pikiran.
iii.
ia akan menyalakan tungku. tetapi tak ada kayu bakar
daun-daun kering di sepanjang tubagus menebarkan bau hangus
ada api kecil menyala di tulang daun, ia menangis melihatnya
api kecil lain di matanya sudah lama tiada
iv.
di kehidupan yang lalu, ia pasti seorang superhero
punya sayap dan tak malu memakai pakaian dalam di luar celana
yang ia herankan, kehidupan sekarang orang-orang lebih tak punya malu
sebagianbahkan tak memakai pakaian dalam
ia tahu, ia harus benar-benar menutupi dadanya yang gosong
karenaluka, dari kenyataan atau dari perasaan
ia tahu, ia harus belajar memiliki kelamin yang terpotong kekuasaan
2013
PRINGADI ABDI SURYA. Dilahirkan di Palembang, 18 Agustus 1988. Sekarang bekerja di KPPN Sumbawa Besar. Buku puisinya, Alusi(2009).
Comments