Dua Puisi di Antologi Cinta
Aku Menjadi
aku akan menjadi angin
yang menerbangkan layang-layang
sebelum jatuh di pelukanmu
aku akan membawakan sepotong bulan
yang dulu sempat kaunyanyikan
dengan merdu
sebelum sekerumun kabut cemburu
dan memainkan mendung yang kelabu
tetapi aku angin
yang menciptakan hujan lain dari mendung itu
di matamu.
Menggambar Kunang-Kunang
yang kukira daun kuning,
baru saja lerai dari ranting
adalah kunang-kunang
membawa kuku ibu
dari surga
entah di mana
seandainya kau beri sebuah
buku gambar, aku
akan melukiskan sayapnya
seperti alis matamu
yang rapi
melengkung seperti trek lari
ketika aku
belajar mendahului
keringat yang tak sabar
berlomba dengan debar
aku pikir kau akan takut
melihat matanya yang seolah malaikat maut
adalah kunang-kunang
yang bertebangan di atas kolam
ketika kau duduk di sudut
menyulut kesepian yang tak pernah bisa aku
terjemahkan
tetapi malam ini
aku berharap saja
ada kunang-kunang lain
yang terbang dari matamu
ke dadaku
aku akan menjadi angin
yang menerbangkan layang-layang
sebelum jatuh di pelukanmu
aku akan membawakan sepotong bulan
yang dulu sempat kaunyanyikan
dengan merdu
sebelum sekerumun kabut cemburu
dan memainkan mendung yang kelabu
tetapi aku angin
yang menciptakan hujan lain dari mendung itu
di matamu.
Menggambar Kunang-Kunang
yang kukira daun kuning,
baru saja lerai dari ranting
adalah kunang-kunang
membawa kuku ibu
dari surga
entah di mana
seandainya kau beri sebuah
buku gambar, aku
akan melukiskan sayapnya
seperti alis matamu
yang rapi
melengkung seperti trek lari
ketika aku
belajar mendahului
keringat yang tak sabar
berlomba dengan debar
aku pikir kau akan takut
melihat matanya yang seolah malaikat maut
adalah kunang-kunang
yang bertebangan di atas kolam
ketika kau duduk di sudut
menyulut kesepian yang tak pernah bisa aku
terjemahkan
tetapi malam ini
aku berharap saja
ada kunang-kunang lain
yang terbang dari matamu
ke dadaku
Comments
well, blognya menyenangkan :)